gigi paling belakang yang tidak erupsi sempurna disebut impaksi |
Impaksi gigi molar (geraham) adalah gigi molar ketiga yang gagal untuk erupsi (tumbuh) secara sempurna pada posisinya. Gigi terhalang oleh gigi depannya (molar dua) atau jaringan tulang/jaringan lunak yang padat di sekitarnya. Kemungkinannya, gigi bisa muncul sebagian atau tidak bisa erupsi sama sekali. Kalaupun muncul, erupsinya salah arah atau posisinya tidak normal. Gigi demikian bisa digolongkan sebagai gigi yang gagal bererupsi pada posisi normal.
Posisi impaksi gigi molar bisa macam-macam. Ada yang miring ke depan, vertikal dan muncul sebagian, serta terpendam horisontal atau vertikal. Semua itu tergantung letak dan posisi gigi molar tiga terhadap rahang dan geraham kedua (molar kedua), atau kedalamannya menancap di dalam tulang rahang.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi
. Karena jaringan sekitarnya yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal, proses pertumbuhan terhambat, arah pertumbuhan, arah erupsi, dan pengaruh garis oblik eksternal dan otot buksinator. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang "kesempitan" gara-gara pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna.
gigi yang dilingkari adalah gigi yang impaksi (rontgen) |
Ada teori lain. Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan. Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya, karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya.
Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar, ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa terjadi kekurangan tempat erupsi gigi molar ketiga, dan terjadilah impaksi.
Sempitnya ruang erupsi gigi molar ketiga, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang.
Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi molar ketiga yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Maka, untuk mendukung perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan akan tumbuh normal.
Info lebih Lengkap lagi baca impaksi part 2
sumber: dentisia.com (the first dentistry online magazine in Indonesia)
No comments:
Post a Comment