proses tahapan terjadinya karies pada gigi anak |
Nursing Bottle Caries/ Nursing bottle syndrome adalah suatu keadaan yang terdapat pada anak-anak berusia sangat muda (12 - 36 bulan),yakni anak yang mempunyai kebiasaan mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat, semenjak berbaring sampai tertidur. Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada ibunya. Padahal karies gigi semacam itu , lebih-lebih yang tidak dirawat; pada gilirannya akan sangat merugikan kesehatan anak secara umum. Karies gigi jenis ini, yang keadaannya mirip Rampant Caries, mempunyai pola yang khas. Proses terbentuknya pola tersebut erat hubungannya dengan kebiasaan pemberian makanan, yaitu diperbolehkannya anak untuk mengedot botol sampai tertidur.
Menurut Para ahli,
dalam tingkat keparahan yang bagaimanapun, pola Nursing Bottle Caries adalah sebagai berikut. Ada yang menyebutkan, gigi pertama yang terkena adalah gigi insivus pertama rahang atas pada permukaan lingual, mesial, dan distal. Setelah itu, gigi insivus lateral atas pada permukaan labial, lingual, mesial, dan distal. Kemudian , permukaan oklusal gigi molar satu atas dan satu bawah. Bila kebiasaan pemberian makanan sampai anak tertidur berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi keadaan iebih lanjut, yaitu karies akan tampak pada permukaan oklusal molar dua atas serta bawah, dan yang terakhir adalah gigi insivus bawah.
Akhir-akhir ini, seperti telah diutarakan sebelumnya, beberapa ahli ilmu kesehatan gigi anak berhasil membuktikan bahwa karies gigi yang polanya identik dengan Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada ibunya (ASI). Menurut Lawrence A. Kotlow, hal itu dimungkinkan karena sebagian besar penderita yang menyusu pada ibunya sampai berusia lebih dari dua dan tiga tahun. Dalam periode tersebut, setiap harinya mereka diperbolehkan menyusu sampai beberapa jam, dan bahkan sering tertidur dalam keadaan dimana puting susu ibu masih berada di rongga mulutnya. Peristiwa tersebut dapat terjadi dua sampai tiga kali perhari, dan kadang-kadang malah berlangsung sepanjang malam. Bila penjelasan Kotlow diperhatikan dengan seksama, maka yang sesungguhnya telah terjadi adalah : pertama , bahwa ASI juga merupakan penyebab terjadinya kaies gigi. Kedua, bahwa kebiasaan pemberian makanan, dalam hal ini diperbolehkannya anak-anak menyusu ibu sampai tertidur, adalah faktor yang berperan tergadap pola khas dari jenis karies tersebut diatas. Dan Ketiga, diperbolehkannya anak-anak mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat sampai tertidur, bukanlah satu- satunya penyebab terjadinya karies gigi dengan pola khas pada anak-anak berusia sangat muda.
Orang tua (ibu) yang suka mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, pemakaian fluoride yang jarang (rendah), oral hygiene yang buruk, jarang memeriksakan atau merawat kariesnya ke dokter gigi, serta banyaknya tumpatan pada giginya mengindikasikan bahwa ibu tersebut mempunyai resiko karies yang tinggi. Dental history dari ibu memiliki korelasi dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut pada anaknya. Beberapa observasi pada dua pertiga jumlah ibu yang seperti disebutkan di atas, disebutkan bahwa pada mulut/ gigi anaknya cenderung memiliki kolonisasi yang cepat ketika ibunya memiliki flora kariogenik yang tinggi di dalam rongga mulutnya. Sedangkan pada ibu yang memiliki karies dalam tingkatan yang sedang, kolonisasi bakteri yang terjadi pada rongga mulut anak lebih rendah.
Terkadang beberapa orang tua tidak menyadari bahwa gigi anaknya berlubang setelah melihat mulut anaknya. Ketika keberadaan karies diketahui, mungkin sudah terlambat untuk melindungi giginya. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah tindakan pencegahan, tetapi gigi yang telah terserang karies masih dapat dirawat jika interfeksi dan penyebabnya segera dihentikan/ dihilangkan. mengurangi jumlah bakteri penyebab karies ini, S. mutans, pada ibunya mungkin bisa mengurangi resiko perkembangan ECC pada anak. Jadi, hendaknya ibu harus berkunjung ke dokter gigi untuk menjamin kesehatan gigi dan mulutnya sendiri yang nantinya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut anaknya.
masih bersambung ke
No comments:
Post a Comment