artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya Bottle Caries part 1 dan Bottle Caries Part 2
Di artikel kali ini, saya akan lebih menjelaskan tentang karies botol dan bahayanya bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi pada anak... silakan disimak!!
Keberadaan gigi desidui (gigi susu) pada anak sangatlah
penting, sehingga membutuhkan gigi yang sehat dan kuat untuk fungsi
mengunyah makanan, berbicara dan terlihat bagus saat tersenyum (fungsi
estetik). Yang paling penting adalah, untuk proses tumbuh kembang dan
erupsi gigi permanennya, yakni berfungsi untuk menjaga ruang pada rahang
untuk erupsi gigi permanennya. Jika anak kehilangan gigi desiduinya
terlalu dini, maka kehilangan gigi tersebut akan berpengaruh pada didi
sebelahnya, dimana gigi sebelahnya akan bergerak ke ruang kosong yang
ditinggalkan oleh gigi yang hilang tersebut, kemudian ketika gigi
permanent erupsi, mungkin tidak ada ruang untuk gigi permanen tersebut ,
sehingga pada giginya akan terjadi crooked (bengkok) atau crowded
(berjejal).
Anak yang gigi desiduinya telah erupsi dapat terserang
karies, ini berarti bahwa
anak dapat terserang karies ketika usianya
masih kurang dari satu tahun. Karies yang terjadi pada anak ini disebut
dengan Early Childhood Caries (ECC). ECC merupakan masalah berat yang
menyebabkan kerusakan gigi pada anak. Prevalensi terjadinya karies ini
pada suatu populasi dapat mencapai 90 persen, ini merupakan angka yang
sangat tinggi. Namun demikian, menurut American Academy of Pediatric
Dentistry, mengunjungi dokter gigi sejak usia anak menginjak tahun
pertama, ECC dapat dicegah dengan mudah.
Early Childhood Caries
(ECC) merupakan bentuk spesifik dari karies hebat yang ditemukan pada
gigi desidui anak. Anak yang mempunyai penyakit ini, biasanya anak yang
mempunyai kebiasaan tidur sambil meminum (mengedot) susu, jus atau
cairan manis lainnya. ECC juga dikenal dengan sebutan Baby Bottle Tooth
Decay (BBTD), Nursing Bottle Caries dan Milk Bottle Syndrome, dan
banyak lagi istilah lainnya. Karies semacam ini hanya terjadi pada anak
yang usianya kurang dari tiga tahun, yakni pada gigi desidui saja
Bakteri kariogenik yang terdapat di rongga mulut, terutama Streptococcus
mutans, baru terdapat di rongga mulut setelah gigi desidui erupsi.
Bakteri yang ditemukan di dalam rongga mulut ini, akan merubah gula
menjadi asam dan kemudian asam ini dapat merusak enamel dan dentin gigi.
Aliran saliva di dalam rongga mulut dapat membantu membersihkan asam
yang menempel pada permukaan gigi. Namun, ketika anak tidur aliran
saliva secara signifikan akan berkurang dan kondisi ini akan diikuti
oleh tergenangnya asam, yang dihasilkan dari fermentasi gula yang
terdapat pada susu dan larutan manis yang mengandung gula lainnya, di
dalam rongga mulut dan akan memepercepat terbentuknya karies.
Umumnya, empat gigi anterior (gigi depan) rahang atas merupakan gigi
yang mudah terserang ECC, yang ditandai dengan tampaknya titik atau
garis pucat pada gigi yang menandakan terjadi dekalsifikasi oleh asam
pada gigi tersebut. Jika gigi dibiarkan tidak terawat atau dianggap
enteng, maka nyeri pada kavitas akan berkembang. Gigi pertama anak akan
erupsi sekitar umur 6- 8 tahun, dan biasanya kedua puluh giginya akan
tumbuh sekitar 2- 2,5 tahun. Kehilangan gigi yang terlalu dini dapat
menyebabkan erupsi yang terblok, drifting, crooking dan crowding pada
gigi permanent. Anak yang kehilangan gigi desiduinya yang terlalu dini,
kemungkinan besar ke depannya membutuhkan perawatan orthodonsia
(braket). Jika abses atau infeksi terdapat di sekitar gigi yang
menderita ECC, ini dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang gigi
permanennya
jangan puas dulu, artikelnya masih nyambung lagi loh... coba klik Bottle Caries part 4
No comments:
Post a Comment